Menyoal Kekerasan Seksual pada Anak di Dunia Pendidikan (JIS)
Kekerasan seksual pada anak usia sekolah seperti yang sedang ‘hangat’ diperbincangkan di berbagai media, terutama media televisi, seperti pada kasus Jakarta International School (JIS) pada dasarnya merupakan kejahatan serius yang harus sesegera mungkin ditemukenali solusi dan penanganannya. Semua stakeholder terkait tentu harus dan wajib urun rembug dalam proses penyelesaian kasus ini. Pihak Kepolisian, Pihak Komnas Perlindungan Anak, Pihak Orangtua dan keluarga dan terutama pihak sekolah yang bersangkutan perlu membicarakan persoalan serius ini agar hal-hal semacam ini tidak terjadi di kemudian hari.
Pihak Kepolisian tentu wajib mengusut tuntas kasus ini hingga ke akar-akarnya, mengingat korban kekerasan seksual akan menjadi trauma berkepanjangan bagi si anak yang senantiasa mengganggu mental dan psikologisnya sepanjang perkembangannya. Pelaku-pelaku dan semua aktor yang berpotensi terlibat harus dihukum seadil-adilnya, tentu agar supremasi hukum di Indonesia juga dapat ditegakkan ditengah dunia pendidikan yang notabene berstatus ‘internasional’.
Atas kejadian ini, tentu orang tua korban adalah pihak yang juga sangat terbebani secara mental, disini orang tua memegang peranan vital dalam mengembalikan secara bertahap motivasi dan harapan-harapan masa depan bagi si anak. Semuanya sudah terjadi, namun tentu tidak ada kata terlambat. Bagi orangtua-orangtua yang lainnya, tentu kasus ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk senantiasa mengawasi buah hatinya ditengah rutinitas hariannya. Untuk tidak abai atas aktivitas pendidikan yang tengah dijalankan si anak, meskipun ia berada pada sekolah yang sangat maju dan modern.
Disini pendidikan sex usia dini tentu memegang peranan penting. Yang dimaksudkan disini adalah, seyogyanya pihak orang tua senantisa memberikan pengarahan pada si anak akan area-area pada anggota badan yang tidak boleh disentuh atau dipegang orang lain. Hal ini tentu perlu ditanamkan secara konsisten pada si anak hingga anak menyadari akan hal tersebut. Jika hal ini telah dipahami oleh si anak, maka sudah barang tentu ketika ada orang lain atau pihak lain menyentuh atau memegang bagian-bagian tubuhnya yang vital, maka ia akan bereaksi dan menolaknya atau melaporkannya.
Hal diatas pun bisa jadi hanya bersifat antisipatif, mengingat pelaku kejahatan tentu memiliki banyak modus dan cara untuk mengelabui si anak. Disini, kembali lagi, peran orang tua sangat-sangat berperan, untuk terus-menerus menanamkan semangat antisipatif terhadap segala potensi kejahatan yang dapat menimpa si anak.
————
Konveksi seragam online Bandung, menerima pesanan pembuatan seragam batik sekolah, cetak seragam batik, jasa handprint batik sekolah, cetak batik dengan logo sendiri atau cetak batik custom dengan corak dan logo sendiri dengan harga murah bersahabat, kualitas OK dan minimum order hanya 200 yard saja. Hubungi kami di Nomor 081316789667 atau 081218610243 Pin 23764264 atau email ke seragamsekolahmurah@hotmail.com.